Posted on

Lindungi Data Penting Dari Tangan-tangan Nakal

Seiring dengan perkembangan teknologi, membuat banyaknya peredaran data yang mengalami kehilangan akan keprivasiannya. Dulu informasi pribadi itu terbatas dalam bentuk arsip fisik dan sekarang bisa dengan mudah diperoleh dari layanan data berpemilik, atau mungkin saja tersedia secara bebas, seperti di media sosial, blog, dan lain sebagainya.

Lantas bagaimana, apakah hilangnya privasi ini baik atau buruk? Pelanggaran data tidak selalu mengarah pada pencurian identitas, namun apabila terbukti suatu pelanggaran maka harus ada pelaporan, hal ini merupakan langkah seperti yang sudah tercantum dalam setiap undang-undang negara yang mewajibkan pemberitahuan konsumen ketika terjadi pada pelanggaran data. Namun, di era bangkitnya informasi oleh masyarakat seperti sekarang ini telah menghasilkan pelanggaran privasi secara progresif, yang terkadang tetap tidak diperhatikan. Secara umum, orang jahat (yang bisa disebut sebagai peretas) berupaya melakukan pelanggaran privasi dan mengumpulkan informasi pribadi tentang individu untuk melakukan tindakan penipuan. Ketika orang menjelajahi web, melakukan pembelian atau melakukan transaksi perbankan secara online, berkomunikasi melalui email atau pesan instan, atau bahkan mengunjungi situs game di internet, mereka secara teratur terpapar pada risiko besar termasuk pelanggaran privasi mereka.

Menurut OCDE yang merupakan organisasi kerja sama dan pembangunan ekonomi, pencurian identitas terjadi ketika suatu pihak memperoleh, mentransfer, memiliki, atau menggunakan informasi pribadi seseorang atau hukum dengan cara yang tidak sah, dengan maksud untuk melakukan penipuan atau kejahatan lainnya. Seseorang harus memahami bahwa pencurian identitas tidak hanya mempengaruhi banyak orang yang menggunakan kartu kredit atau kartu debit mereka, tetapi juga termasuk yang menggunakan atas nama mereka, asuransi sosial / nomor keamanan, kata sandi online, dan bahkan alamat mereka.

Tiga tahap utama pencurian identitas dapat dilakukan sebagaimana berikut. Awalnya, perolehan informasi pribadi milik seseorang, yang mungkin berasal dari pencurian suatu transaksi barang, data atau database yang dapat dengan mudah dibuka oleh individu dengan keahlian dan peralatan khusus. Pada langkah kedua, informasi yang dicuri akan dijual di pasar ilegal secara online dimana hukum penawaran dan permintaan akan membantu menentukan nilai sebenarnya (untuk peretas), atau dimodifikasi untuk membuat identitas sintetis. Langkah ketiga dan terakhir termasuk penipuan itu sendiri, mengingat bahwa kepemilikan informasi pribadi milik pihak ketiga, oleh banyak yurisdiksi, dianggap sebagai pelanggaran hukum

Sebagian besar penipuan identitas dimulai secara offline, sengaja atau tidak, dengan teknik yang berbeda. Kehilangan atau pencurian barang-barang seperti dompet atau laptop merupakan sebagian dari pelanggaran informasi pribadi. Apalagi para peretas tidak segan-segan menggunakan metode dumpster diving. Metode ini terdiri dari memilah-milah sampah, mencari data pribadi seperti laporan bank atau nomor telepon, bahkan mencuri langsung surat korban untuk mendapatkan informasi dari kotak surat.

Namun disisi lain dapat dilakukan secara online. Komputer, internet, dan semua layanan (email, online bank) merupakan metode baru dan lebih canggih untuk melakukan pencurian data pribadi. Tekniknya bervariasi, mereka bisa mengeksploitasi kerentanan akses misalnya, modifikasi ATM (skimming), menginstal keyloggers perangkat keras antara keyboard dan komputer di mesin publik (kafe cyber), spamming dan phishing merupakan cara lain berbentuk kiriman email yang tidak terduga yang dikirim oleh peretas dengan berpura-pura menjadi lembaga yang sah, malware pada software dari sumber yang tidak sah, dan masih banyak beragam teknik lainnya. Adapun beberapa cara untuk meminimalisir atau bahkan menghindari terjadinya pelanggaran privasi dan pencurian identitas dapat dengan mempertimbangkan beberapa langkah penanggulangan.

Pertama, seseorang harus memperhatikan riwayat dari beragam aktivitas yang telah dilakukannya, hal ini menjadi sebuah tindakan pencegahan seperti memeriksa akun bank secara teratur untuk mengetahui aktivitas transaksi yang tidak biasa.

Kedua, seseorang harus mampu memahami terkait dengan perilaku menggunakan komputer dan jaringan. Misalnya, dengan memasang antivirus, selalu waspada terhadap phising dengan tidak membuka lampiran tanpa memeriksa integritas dari sumber lampiran tersebut. Bahaya potensial lainnya juga dapat terjadi ke titik akses jaringan, pengguna harus berhati-hati  untuk mengamankan jaringan wifi dengan kunci WPA yang kuat. Dalam pelayanan sosial media pengguna juga harus selalu waspada dalam menggunakan aplikasi pihak ketiga. Misalnya, Facebook menyediakan API untuk membuat program yang berinteraksi dengan data pengguna selain halnya itu pengguna juga harus menyesuaikan pengaturan privasi untuk melindungi informasi yang dimilikinya. Beberapa teknik juga perlu digunakan saat berselancar di dunia internet termasuk mengendalikan cookie, penjelajahan secara anonim, mengubah kata sandi secara teratur, meminimalkan interval penyimpanan data komputer, melindungi alamat jaringanya.

Terakhir, pengguna harus secara teratur memantau reputasinya dengan memastikan bahwa seorang peretas tidak menggunakan identitasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan memvalidasi menggunakan beberapa mesin pencari seperti google, yahoo, bing dan sebagainya terkait dengan informasi atas dirinya.

Teknologi informasi mampu memfasilitasi dalam melakukan komunikasi dan memperoleh informasi. Namun disisi lain memungkinkan orang jahat untuk singgah dalam kehidupan kita tanpa sepengetahuan mulai dari risiko serangan dan khususnya terkait dengan pencurian identitas yang kian hari semakin meningkat. Seseorang harus sadar bahwa ketika mesin pencari, layanan online secara gratis, perusahaan akan memanfaatkan data pengguna. Hal ini merupakan sumber daya yang sangat berharga bagi peretas dan berpotensi untuk diserang. Sebagai kesimpulan, seseorang yang memiliki profil elektronik dihadapkan dengan berbagai ancaman privasi, termasuk pencurian identitas, tetapi seringkali tidak menyadari. kebanyakan orang melihat komputer sebagai alat yang tidak berbahaya dan menggunakannya seperti biasa.

Karena itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap problematika seperti ini. Memang, perlu pengetahuan mendalam terhadap penggunaan teknologi di mana pencurian identitas terjadi. Namun dengan melakukan langkah seperti ini merupakan salah satu implementasi strategi untuk pencegahan dan pengendalian sesuai dengan sifat risiko yang ada. Salah satu strategi pencegahan peretasan ini adalah dengan menggunakannya sistem teknologi blockchain. Blockchain adalah teknologi sistem data desentral, sehingga data tidak akan mudah diretas karena banyaknya backingan data dari berbagai user. PIE adalah salah satu aplikasi security identitas diri berbasis blockchain yang memiliki sifat trustability, Securability, dan traceability. Untuk lebih lengkap nya mengenai PIE klik link berikut https://www.pie.co.id/

Posted on

Lulus Dengan Kejujuran!

“Kumpul semuanyaa, yang rapi, liat temennya disamping, sudah lurus belum?” teriak seniorku saat kita disuruh berbaris di depan gedung serbaguna kampus yang di depannya dipenuhi senior-senior dengan berbagai jaket organisasinya. Ini adalah tahun pertama perkuliahan, sebelumnya kita wajib mengikuti kegiatan ospek yang dilaksanakan himpunan kampus. Kita semua dikumpulkan dengan menggunakan peralatan ospek yang sudah disiapkan sehari sebelumnya, bagi laki-laki akan menggunakan name-tag berwarna biru dengan nama jenis burung diikuti nama asli kita, dan bagi wanita menggunakan name-tag merah muda. Mengikuti kegiatan ospek ini cukup melelahkan, kegiatan yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut dari pagi hingga senja cukup menyita energi, namun dari kegiatan ospek ini aku jadi mendapatkan teman akrab ku, Roby dan Irfan. Berteman sejak menjadi teman sekelompok ospek hingga teman sekelas. 

Selain teman baru yang aku temui di kampus, Roby dan Irfan adalah yang paling sering menghabiskan waktu bersamaku. Kita memiliki kesamaan hobi dan selera musik yang membuat kita semakin cocok bersama. Namun Roby memang cukup pemalas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, ia sering bolos kelas dan nongkrong di kantin, kadang juga mengajakkan aku dan Irfan namun kita tidak bisa selalu bolos sepertinya, tidak tau apa tujuan hidupnya namun sudah pasti berbeda dengan cita-citaku dan Irfan. Roby tidak pernah mempermasalahkan ketidak inginan kita untuk bolos, ia paham dengan ambisi kita kedepannya.

Musim ujian sudah tiba, semua orang sibuk mencari kisi-kisi dan catatan materi perkuliahan yang akan mereka pelajari siang-malam sebelum masuk waktunya ujian. Begitu pula dengan aku dan Irfan yang saling berbagi materi pelajaran atau ikut belajar dengan sianak-anak pintar yang selalu duduk di deretan utama kelas, yang menjadi mahasiswa favorite para dosen, biasanya mereka memiliki catatan super lengkap dengan warna-warna yang terang, yang memudahkan mereka membacanya. Roby sepertinya tidak tertarik sama sekali dengan belajar untuk persiapan ujian, ia hanya duduk di depan komputernya mengharapkan kumpulan kisi-kisi yang akan disebarkan di group kelas. Roby memang ingin pindah jurusan, menurutnya terlalu sulit jurusan teknik elektro ini baginya yang tidak tertarik di bidang ini, ia hanya bertahan karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya. 

Masa ujian berlalu, seperti biasa soal-soal yang sulit memang sudah menjadi santapan kita setiap kali ujian datang, namun tidak terlalu sulit bagi mereka yang sudah belajar sebelumnya. Wajah Roby selalu saja sama setiap kali ujian, terlihat rileks tanpa beban. Menyenangkan sepertinya menjadi dirinya yang tidak memiliki beban. Menikmati hari-hari libur setelah ujian kami gunakan dengan bermain ke pantai, kita mengunjungi bali bersama-sama dengan beberapa teman lainnya, asik rasanya menghilangkan stress ujian dengan berselancar di pantai. Kita menghabiskan waktu di Bali selama 3 hari 2 malam, Setiap malamnya kita nikmati dengan sesi bakar-bakar diikuti petikan gitar dan suara-suara serak para lelaki yang baru saja melalui beratnya ujian. Disela-sela itu kita saling bertukar bicara mengenai masa depan, apa yang akan kita lakukan setelah lulus nantinya, bagaimana dengan tujuan perusahaan yang kita inginkan. Mendengar impian-impian mereka sungguh sangat terbuka pikiran untuk belajar lebih rajin agar tidak sia-sia masa perkuliahan ini. Akhir liburan kita habiskan dengan bermain volley pantai dan kulineran di Bali. 

Kembalinya ke masa perkuliahan memang tidak menyenangkan, banyak kegiatan yang sudah menunggu kita, aktif berorganisasi membuat aku harus masuk lebih dulu untuk mengikuti kegiatan pembahasan proker organisasi yang akan dilaksanakan di semester selanjutnya.

Hari demi hari dilalui di masa perkuliahan, urutan kegiatan yang begitu-begitu saja membosankan hingga pada akhir masa perkuliahan itu menjadi hal yang ingin kita lalui secara perlahan untuk menikmati momennya. Hingga pada akhirnya kita telah melewati masa-masa sulit perkuliahan seperti Skripsi dan praktikum yang melelahkan, meskipun tidak semua dari kita yang lulus secara bersamaan, tetapi kenyataan kita tetap menyelesaikan masa perkuliahan sungguh menyenangkan. 

Tidak lama dari masa itu kehidupan berubah setelah menemui masa sulit mencari pekerjaan, yang harus melewati step-step sulit untuk lulus. Sembari menunggu panggilan kerja aku kaget mendapati Roby yang sudah memiliki pekerjaan, ternyata benar tidak baik kita menjudge seseorang dari masa studinya, namun yang mengejutkan Roby yang jujur menyatakan ia menggunakan manipulasi sertifikat untuk menutupi nilai-nilainya yang hancur semasa perkuliahan, adil tak adil mendengar pernyataan Roby, melihat beberapa perusahaan yang sudah menggunakan sistem blockchain untuk mencatat track record pendidikan seseorang dengan beberapa perusahaan, apakah perusahaan Roby yang masih belum menggunakan sistem blockchain ini, padahal kampus kita sudah menerapkan memudahkan perusahaan dalam menghindari manipulasi nilai diluar tanggung jawab perusahaan. 

PIE hadir sebagai sistem tracking record pendidikan mahasiswa dengan berbasis teknologi blockchain yang memiliki transparansi dan realtime yang mustahil bagi Roby melakukannya, jika saja perusahaannya ikut paham dengan sistem blockchain ini. Untuk informasi selanjutnya tentang pendidikan sistem blockchain klik link berikut untuk selengkapnya www.pie.co.id