Posted on

Lulus Dengan Kejujuran!

“Kumpul semuanyaa, yang rapi, liat temennya disamping, sudah lurus belum?” teriak seniorku saat kita disuruh berbaris di depan gedung serbaguna kampus yang di depannya dipenuhi senior-senior dengan berbagai jaket organisasinya. Ini adalah tahun pertama perkuliahan, sebelumnya kita wajib mengikuti kegiatan ospek yang dilaksanakan himpunan kampus. Kita semua dikumpulkan dengan menggunakan peralatan ospek yang sudah disiapkan sehari sebelumnya, bagi laki-laki akan menggunakan name-tag berwarna biru dengan nama jenis burung diikuti nama asli kita, dan bagi wanita menggunakan name-tag merah muda. Mengikuti kegiatan ospek ini cukup melelahkan, kegiatan yang dilakukan selama 3 hari berturut-turut dari pagi hingga senja cukup menyita energi, namun dari kegiatan ospek ini aku jadi mendapatkan teman akrab ku, Roby dan Irfan. Berteman sejak menjadi teman sekelompok ospek hingga teman sekelas. 

Selain teman baru yang aku temui di kampus, Roby dan Irfan adalah yang paling sering menghabiskan waktu bersamaku. Kita memiliki kesamaan hobi dan selera musik yang membuat kita semakin cocok bersama. Namun Roby memang cukup pemalas untuk mengikuti kegiatan perkuliahan, ia sering bolos kelas dan nongkrong di kantin, kadang juga mengajakkan aku dan Irfan namun kita tidak bisa selalu bolos sepertinya, tidak tau apa tujuan hidupnya namun sudah pasti berbeda dengan cita-citaku dan Irfan. Roby tidak pernah mempermasalahkan ketidak inginan kita untuk bolos, ia paham dengan ambisi kita kedepannya.

Musim ujian sudah tiba, semua orang sibuk mencari kisi-kisi dan catatan materi perkuliahan yang akan mereka pelajari siang-malam sebelum masuk waktunya ujian. Begitu pula dengan aku dan Irfan yang saling berbagi materi pelajaran atau ikut belajar dengan sianak-anak pintar yang selalu duduk di deretan utama kelas, yang menjadi mahasiswa favorite para dosen, biasanya mereka memiliki catatan super lengkap dengan warna-warna yang terang, yang memudahkan mereka membacanya. Roby sepertinya tidak tertarik sama sekali dengan belajar untuk persiapan ujian, ia hanya duduk di depan komputernya mengharapkan kumpulan kisi-kisi yang akan disebarkan di group kelas. Roby memang ingin pindah jurusan, menurutnya terlalu sulit jurusan teknik elektro ini baginya yang tidak tertarik di bidang ini, ia hanya bertahan karena tidak ingin mengecewakan orang tuanya. 

Masa ujian berlalu, seperti biasa soal-soal yang sulit memang sudah menjadi santapan kita setiap kali ujian datang, namun tidak terlalu sulit bagi mereka yang sudah belajar sebelumnya. Wajah Roby selalu saja sama setiap kali ujian, terlihat rileks tanpa beban. Menyenangkan sepertinya menjadi dirinya yang tidak memiliki beban. Menikmati hari-hari libur setelah ujian kami gunakan dengan bermain ke pantai, kita mengunjungi bali bersama-sama dengan beberapa teman lainnya, asik rasanya menghilangkan stress ujian dengan berselancar di pantai. Kita menghabiskan waktu di Bali selama 3 hari 2 malam, Setiap malamnya kita nikmati dengan sesi bakar-bakar diikuti petikan gitar dan suara-suara serak para lelaki yang baru saja melalui beratnya ujian. Disela-sela itu kita saling bertukar bicara mengenai masa depan, apa yang akan kita lakukan setelah lulus nantinya, bagaimana dengan tujuan perusahaan yang kita inginkan. Mendengar impian-impian mereka sungguh sangat terbuka pikiran untuk belajar lebih rajin agar tidak sia-sia masa perkuliahan ini. Akhir liburan kita habiskan dengan bermain volley pantai dan kulineran di Bali. 

Kembalinya ke masa perkuliahan memang tidak menyenangkan, banyak kegiatan yang sudah menunggu kita, aktif berorganisasi membuat aku harus masuk lebih dulu untuk mengikuti kegiatan pembahasan proker organisasi yang akan dilaksanakan di semester selanjutnya.

Hari demi hari dilalui di masa perkuliahan, urutan kegiatan yang begitu-begitu saja membosankan hingga pada akhir masa perkuliahan itu menjadi hal yang ingin kita lalui secara perlahan untuk menikmati momennya. Hingga pada akhirnya kita telah melewati masa-masa sulit perkuliahan seperti Skripsi dan praktikum yang melelahkan, meskipun tidak semua dari kita yang lulus secara bersamaan, tetapi kenyataan kita tetap menyelesaikan masa perkuliahan sungguh menyenangkan. 

Tidak lama dari masa itu kehidupan berubah setelah menemui masa sulit mencari pekerjaan, yang harus melewati step-step sulit untuk lulus. Sembari menunggu panggilan kerja aku kaget mendapati Roby yang sudah memiliki pekerjaan, ternyata benar tidak baik kita menjudge seseorang dari masa studinya, namun yang mengejutkan Roby yang jujur menyatakan ia menggunakan manipulasi sertifikat untuk menutupi nilai-nilainya yang hancur semasa perkuliahan, adil tak adil mendengar pernyataan Roby, melihat beberapa perusahaan yang sudah menggunakan sistem blockchain untuk mencatat track record pendidikan seseorang dengan beberapa perusahaan, apakah perusahaan Roby yang masih belum menggunakan sistem blockchain ini, padahal kampus kita sudah menerapkan memudahkan perusahaan dalam menghindari manipulasi nilai diluar tanggung jawab perusahaan. 

PIE hadir sebagai sistem tracking record pendidikan mahasiswa dengan berbasis teknologi blockchain yang memiliki transparansi dan realtime yang mustahil bagi Roby melakukannya, jika saja perusahaannya ikut paham dengan sistem blockchain ini. Untuk informasi selanjutnya tentang pendidikan sistem blockchain klik link berikut untuk selengkapnya www.pie.co.id